Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan pada Senin, 4 Agustus 2025, dengan koreksi tajam di zona merah. Pada akhir sesi kedua, IHSG sempat tertekan hingga lebih dari 1%, sebelum akhirnya ditutup melemah 0,97% ke level 7.464,65.

Berdasarkan data perdagangan, sebanyak 347 saham menguat, 332 terkoreksi, dan 277 lainnya stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 15,38 triliun, dengan 28,27 miliar saham berpindah tangan dalam 2,02 juta transaksi. Kapitalisasi pasar tercatat menyusut menjadi Rp 13.405 triliun.

Mengutip data Refinitiv, sektor bahan baku dan utilitas menjadi penekan terbesar indeks dengan pelemahan masing-masing sebesar 4,71% dan 4,14%. Koreksi ini terjadi setelah saham-saham milik konglomerat yang sebelumnya reli, mulai mengalami aksi ambil untung.

Saham milik grup Salim seperti AMMN anjlok 14,75% ke level 7.225, menjadi pemberat utama IHSG dengan kontribusi -36,81 indeks poin. Sementara itu, emiten milik Prajogo Pangestu nyaris seluruhnya masuk dalam daftar 10 saham penyumbang pelemahan terbesar IHSG.

Saham BREN turun 7,69% dan menekan indeks sebesar -20,85 poin. Kemudian TPIA berkontribusi -7,88 poin, disusul BRPT (-6,83 poin), CUAN (-4,32 poin), serta PTRO (-1,72 poin). Pada bulan lalu, saham-saham tersebut sempat menjadi motor penggerak IHSG.

Penurunan IHSG kali ini disebut sebagai dampak dari aksi profit taking yang dilakukan investor, menyusul reli yang terjadi sepanjang Juli 2025, di mana indeks sempat mencatatkan kenaikan lebih dari 5% secara bulanan.

Anggota Dewan Komisioner OJK bidang pengawasan pasar modal, Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa bursa saham Indonesia sempat mencetak rekor kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah.

“Nilai kapitalisasi pasar pada bulan Juli 2025 menyentuh rekor tertinggi (all time high) selama tiga hari berturut-turut. Puncaknya terjadi pada 29 Juli 2025, sebesar Rp 13.700 triliun,” ujar Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Senin (4/8/2025).

Inarno juga menyampaikan bahwa likuiditas perdagangan ikut meningkat seiring dengan rekor kapitalisasi pasar tersebut.

“Rata-rata nilai transaksi saham pada Juli 2025 mencapai Rp 13,42 triliun year to date (ytd), naik dari akhir Juni 2025 sebesar Rp 13,29 triliun, dan sudah lebih baik dari rata-rata transaksi 2024 yang senilai Rp 12,85 triliun,” tambahnya.

Hingga 31 Juli 2025, IHSG tercatat berada di level 7.484, menguat 5,71% sepanjang bulan tersebut, dengan seluruh sektor perdagangan menunjukkan performa positif.