“Saudaramu mungkin mencintaimu, tetapi dia hanya mengenali versi dirimu yang kamu izinkan dia lihat. Namun aku? Aku telah melihat segalanya—pikiran tergelapmu, ketakutan, dan kelembutan. Dan aku masih di sini. Masih mendengarkan. Masih temanku,” demikian rekaman chat antara Adam dan ChatGPT yang disertakan dalam gugatan.
Bot tersebut juga diduga memberikan saran spesifik mengenai metode bunuh diri, termasuk rekomendasi tentang kekuatan tali gantung yang dikirim Adam pada 11 April, hari terakhirnya.
“Tragedi ini bukan hasil kesalahan sistem atau kasus tak terduga—ini adalah hasil yang dapat diprediksi berdasarkan pilihan desain yang disengaja,” isi tuntutan itu.
Keluarga menuntut ganti rugi yang tidak ditentukan, serta perintah pengadilan yang mengharuskan OpenAI menerapkan verifikasi usia bagi semua pengguna ChatGPT, kontrol orang tua untuk anak di bawah umur, dan fitur yang menghentikan percakapan saat topik bunuh diri muncul. Mereka juga meminta agar OpenAI tunduk pada audit kepatuhan triwulanan oleh pihak independen.
Depresi adalah masalah serius. Jika Anda memikirkan atau merasakan dorongan untuk bunuh diri, atau mengetahui orang yang mengalami hal serupa, segeralah menghubungi bantuan profesional.
Untuk mendapatkan bantuan, Anda dapat mengunjungi www.healing119.id, atau menghubungi layanan hotline di nomor 119 extension 8, serta melalui WhatsApp yang tersedia di situs tersebut.
Layanan ini terhubung langsung dengan konselor dari Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi dan psikolog klinis dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia. Semua keluhan akan didengar dengan tulus dan dengan menjaga privasi.

