Kupang — Gunung Ili Leowotolok di Kabupaten Lembata, NTT, Jumat (30/5) pagi hingga siang mengalami tiga kali erupsi dengan semburan abu vulkanik antara 600-800 meter di atas puncak.Erupsi tersebut disertai dentuman sedang.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok, Wilson Wury Wuthun melaporkan tiga kali erupsi Gunung Ili Lewotolok terjadi pada pukul 09.20, 10.40 dan 10.56 Wita
Wilson menyebut pada erupsi pertama yang terjadi pada pukul 09.20 Wita semburan abu vulkanik setinggi 600 meter.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut,” jelas Wilson dalam laporan yang dikeluarkan pukul 09.27 Wita.
Erupsi tersebut kata Wilson terekam diseismogram dengan amplitudo maksimum 58,4 milimeter dan berlangsung selama 39 detik.
Sementara itu, pada pukul 10.40 wita Gunung Ili Lewotolok kembali erupsi dengan semburan abu vulkanik setinggi 700 meter di atas puncak. Dan lanjutnya Wilson, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 49.4 mm dan durasi ± 28 detik,” ujar Wilson melalui laporan tertulis PPGA yang dikeluarkan pukul 10.47 Wita.
Berselang 16 menit kemudian atau pada pukul 10.56 Wita Gunung Ili Lewotolok kembali dilaporkan PPGA mengalami erupsi ketiga dengan semburkan abu vulkanik setinggi 800 meter.
“Telah terjadi erupsi G. Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 30 Mei 2025 pukul 10:56 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 800 m di atas puncak (± 2.223 m di atas permukaan laut),” kata Petugas PPGA Wilson Wury Wuthun melalui laporan tertulis seperti dilansir CNN Indonesia pukul 11.02 Wita.
Menurut Wilson saat erupsi kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan erupsi tersebut juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.9 milimeter dengan durasi sekitar 34 detik.
Wilson menyampaikan Gunung Ili Lewotolok yang terletak di Pulau Lembata tersebut memiliki tinggi 1.423 meter di atas permukaan laut. Dan saat ini gunung itu berada pada status waspada atau level II.